Bismillahirrahmanirrahim
Tak dapat di pungkiri, pengorbanan dan jasa orang tua kepada buah hatinya tak akan mungkin terbalas. Semua pengorbanan, cucuran keringat dan air mata yang terkuras, ikhlas mereka berikan demi buah hati yang mereka sayangi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sebagai bentuk taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-NYA. Berbakti dan memenuhi hak orang tua merupakan perbuatan yang wajib kita lakukan.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًا
“Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kalian kepada kedua orang tua.” (an-Nisa: 36)
Dan terdapat juga pada ayat lainnya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ إِحۡسَٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهًا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهًاۖ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).” (al-Ahqaf: 15)
Dan juga Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ
“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.” (Luqman: 14)
Pada ayat-ayat tersebut, sangat jelas Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan besarnya pengorbanan orang tua kepada anaknya terutama ibu yang berjuang semenjak anaknya masih dalam kandungan. Allah sangat jelas memberi perintah kepada semua hambanya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Karena dengan itulah seorang anak dapat membalas jasa orang tua, meskipun tak akan pernah dapat membalas semua jasa dan pengorbanan orang tua. Di samping itu, juga merupakan kewajiban bagi seorang anak untuk tidak menyakiti orang tuanya. Sebagaimana dengan tegas Allah memperingatkan hambanya untuk tidak menyakiti orang tua, yang tertuang dalam firman allah:
QS. Al Isra ayat 23 sebagai berikut
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Terjemah Arti: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Pada ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang wajib di sembah dan di taati dan pentingnya kewajiban berbakti kepada orang tua tidak menyakitinya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga telah mengingatkan besarnya keutamaan berbakti kepada orang tua. Bahkan, keutamaan bakti kepada orang tua lebih besar daripada jihad sekalipun. Hal ini disebutkan dalam ash-Shahihain, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu, beliau berkata,
سَأَلْتُ النَّبِيَّ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا.
Aku bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?”
Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.”
قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ.
Aku bertanya, “Kemudian apa?”
Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada orang tua.”
قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?”
Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits tersebut, semestinya dapat kita pahami betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada orang tua. Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala memerintah hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orang tuanya meskipun keduanya dalam keadaan kafir sekalipun.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشۡرِكَ بِي مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ فَلَا تُطِعۡهُمَاۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِي ٱلدُّنۡيَا مَعۡرُوفًاۖ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, janganlah kamu mengikuti keduanya. Namun, pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)
Di dalam ayat tersebut telah menjelaskan, kewajiban untuk berbakti kepada orang tua tidaklah gugur karena keduanya kafir dan memerintahkan untuk berbuat syirik atau melakukan kekafiran. Hanya saja, perintah keduanya yang berupa kemungkaran tidak boleh ditaati.
Berbakti kepada orang tua dapat kita lakukan dengan beragam cara. Senangkan dan bahagiakan hatinya dengan ucapan ataupun dengan perbuatan yang lemah lembut kepadanya.
Selama bukan dalam bentuk berbuat maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, wajib bagi kita melakukan segala daya dan upaya untuk selalu membahagiakan hatinya.
Sebab, berbakti kepada orang tua merupakan bentuk silaturahmi yang paling tinggi.
Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala selalu mencurahkan rahmat serta keridhaan serta hati yang lapang kepada kita semua untuk bisa berbakti kepada orang tua.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Wallahualam bissawab